Jumat, 04 Mei 2012

Kembali ke Masa Kecil


Heni Rahmawati
Guru TK Al Hikmah Gayungsari
Surabaya
rahmahera30@gmail.com



KEMBALI KE MASA KECIL

“Horeee, seperti main ski air.  Lagi dong…..!”
“Cihuuuuyyyy….!  Seperti Harry Potter…!”
Begitulah teriakan gembira murid-murid kecilku saat outbound bersama ayah dan bundanya.  Dan teriakan itu bertambah ramai saat ada yang terjatuh dari “ski”-nya.  Bukan ramai karena tangisan, justru oleh tawa yang tiada tertahankan.  Berkejaran dan berlomba, naik turun menyusuri kontur tanah yang memang naik turun sebagai arena pacu.  Meski panas agak menyengat, bukanlah halangan bagi siapapun kembali mengenang sekaligus mengenalkan masa kecil dengan memanfaatkan “pelepah pinang” yang dinaiki sang anak dan diseret oleh sang ayah.
Sebagai guru akupun larut dalam kegembiraan mereka.  Saat itu juga, terbayang lagi masa kecil di kampung dulu.  Begitu indahnya menikmati masa kecil dengan penuh kegembiraan dengan alat permainan sederhana tetapi penuh nuansa pendidikan.  Bersama teman-teman sebaya, kami menjalin sportifitas lewat pacuan tarik pelepah pinang.  Itu  belum seberapa, belajar berani dan keseimbangan tubuh bisa kami dapatkan.  Sebab, duduk di pelepah pinang yang ditarik dengan kecepatan tinggipun  bukanlah hal mudah.  Butuh keseimbangan tubuh yang prima.  Salah sedikit mengambil posisi, jatuhlah sang joki.  Dan eiiit, tunggu dulu, tidak ada kata “kapok” dalam pacuan ini meski tunggang langgang tak karuan.
Saat aku kenalkan media seluncuran ini berbahan vinil atau karet eva, ucapan gerutuan terdengar dari mulut-mulut kecil muridku.  Mereka serempat berteriak “Tidak mauuuu…, asyik yang itu!” kata mereka sambil menunjuk pelepah pinang.
Sayang, media permainan yang penuh nuansa pendidikan ini sekarang tak lagi eksis.  Anak-anak lebih cenderung memainkan Playstations dibandingkan mencari kawan untuk diajak kerjasama belajar sportifitas dan melatih tubuh agar seimbang dan sehat.  Padahal, beberapa wali muridku yang sudah agak sepuh berkata “Saya bagaikan kembali ke masa kecil, Bu Guru.  Andaikan saya bisa kembali, betapa bahagianya…”
Meski terkesan kampungan atau mungkin sampah yang terbuang, naik pelepah pinang tidaklah sesederhana kelihatannya.  Banyak manfaat yang didapat dari permainan ini.  Tentunya media permainan ini sangat fun dan ramah lingkungan. Ternyata permainan edukatif tak harus mahal kan?  Alam sudah menawarkan untuk kita sentuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar